1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS-Korsel Peringatkan Keras Korea Utara

27 April 2017

Korea Selatan dan Amerika Serikat menyepakati untuk mengambil "tindakan penghukuman" terhadap Korea Utara jika lakukan provokasi lagi. Namun AS juga membuka diri untuk dialog.

https://p.dw.com/p/2bzGs
Südkorea Militärübungen bei Pocheon
Foto: Reuters/K. Hong-Ji

"Kedua belah pihak berjanji untuk segera menjatuhkan hukuman, mengambil langkah-langkah termasuk menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru," demikian pernyataan kantor kepresidenan Korea Selatan, setelah penasihat keamanan nasionalnya, Kim Kwan-jin, mengadakan pembicaraan via telepon dengan mitra kerjanya di Amerika Serikat, H. R. McMaster.

Ketegangan Amerika Serikat dan Korea Utara telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Pengembangan senjata nuklir dan rudal yang dilakukan Korea Utara bertentangan dengan resolusi DK PBB.

Korut jadi prioritas AS

Pemerintahan Presiden A.S. Donald Trump telah memperingatkan Korut bahwa penyelesaian atas sengketa itu, "semua pilihan ada di atas meja". Pemerintah AS mengatakan pihaknya bertujuan mendorong Korea Utara menghentikan  program persenjataannya dengan cara  lebih keras, berupa sanksi dan tekanan diplomatik. Namun mereka tetap terbuka untuk gelar dialog diplomatik.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan direktur intelijen AS Dan Coats menyebutkan Korea Utara sebagai "ancaman keamanan nasional yang mendesak dan puncak prioritas kebijakan luar negeri ".  Sementara itu, kapal induk USS Carl Vinson mendekati perairan Korea, di mana ia akan bergabung dengan kapal selam nuklir USS Michigan.

Kemarahan Cina atas sistem rudal

Sistem pertahanan rudal tercanggih Amerika Serikat ( THAAD)  tiba di Seoul dan segera dioperasikan dalam beberapa hari ke depan.  THAAD  berlokasi di wilayah tenggara Korea Selatan.  Beberapa ratus warga desa Korea Selatan memprotes dengan melemparkan botol air ke arah kendaraan yang menggerakkan bagian-bagiannya.

Panglima tertinggi AS di Pasifik, Harry Harris, mengatakan sistem THAAD akan segera beroperasi untuk "memperkuat kemampuan dalam membela sekutu AS dan 28.500 pasukan  AS ditempatkan di sana. Namun Cina mengatakan sistem radar canggih itu bisa menembus jauh ke dalam wilayahnya dan melemahkan keamanannya.

Tabloid Cina berpengaruh, Global Times, milik Partai Komunis, dengan kata-kata kasar di kolom editorial mencela keputusan Korea Selatan yang terus melangkah dengan sistem THAAD. Disebutkan, tindakan itu bisa merusak usaha Cina untuk meredakan ketegangan di semenanjung.

ap/yf(rtr)