1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Kembali Terkena Ancaman Serangan Teror

30 Oktober 2010

Dua paket dari Yaman yang dalam perjalanan menuju Amerika Serikat diberitakan mengandung bahan peledak. Paket tersebut ditemukan di pesawat cargo di Inggris dan Dubai.

https://p.dw.com/p/PuSG
Pesawat Emirates yang dikawal jet perangFoto: AP

Betapa seriusnya insiden itu tampak jelas saat Presiden Barack Obama Jumat kemarin berdiri di hadapan pers di Washington. Obama menjelaskan, bahwa di bandara East Midlands Inggris dan di Dubai ditemukan dua paket mencurigakan dari Yaman yang dialamatkan ke rumah ibadah kaum Yahudi di Chicago, Amerika Serikat. "Hasil penelitian terhadap paket-paket tersebut menunjukkan, bahwa mengandung bahan peledak."

Bahan peledak itu dikabarkan adalah PETN, bahan peledak kimia yang pernah juga ditemukan terjahit pada pakaian dalam seorang pria Nigeria yang dituduh berusaha meledakan pesawat di Detroit akhir tahun lalu. Seperti kasus ancaman teror itu, disebutkan rencana serangan kali ini juga disusun di Yaman.

Kamis (28/10) malam waktu setempat, dinas rahasia Amerika Serikat menerima informasi tentang kedua paket yang mencurigakan itu. Obama kemudian menginstruksikan pemerintahnya dan dinas keamanan untuk segera bertindak mengamankan warga dan bekerjasama dengan negara-negara lain yang terkait. Tak lama kemudian ditemukan paket- paket yang berada dalam perjalanan menuju Amerika melalui jasa perusahaan UPS dan FedEx. Yang pertama ditemukan di Inggris, kemudian yang kedua di Dubai.

Sepanjang hari Jumat (29/10), pesawat di beberapa bandara Amerika juga digeledah. Sebuah pesawat penumpang komersial bahkan dikawal jet perang dalam penerbangannya menuju New York. Pesawat ini juga membawa paket barang dari Yaman. "Saya juga memerintahkan untuk melakukan segala cara untuk segera memastikan asal usul paket dan menyelidiki apakah ada kaitannya dengan ancaman terorisme"

Demikian lanjut Obama. Namun, masih belum jelas apakah paket yang dimaksudkan betul-betul bisa diledakkan. Ada spekulasi, bahwa insiden ini adalah percobaan untuk menguji reaksi dinas keamanan Amerika Serikat. Penasihat presiden Obama urusan terorisme John Brennan mengatakan, bahwa butuh waktu untuk mendapat kepastian. Namun menurut dia, paket yang berisi tinta printer yang dimanipulasi itu ditujukan untuk sebuah serangan teror. "Saya merasa khawatir, karena paket tersebut mengandung bahan peledak. Kalau ini adalah upaya menguji reaksi kami, maka biasanya tidak digunakan bahan peledak. Tetapi kembali saya tegaskan, bahwa kami masih belum tahu apa kegunaan paket tersebut."

Ia tidak mau berspekulasi dampak apa yang bisa ditimbulkan oleh paket tersebut jika meledak atau bagaimana cara meledakkannya. Hingga kini para penyidik juga belum memiliki tersangka. Tetapi seperti Presiden Obama, Brennan juga mengatakan bahwa anggota Al Qaida di Yaman merencanakan serangan teror terhadap Amerika Serikat.

Sementara itu, pasukan keamanan Yaman telah mulai mendirikan pos-pos penjagaan di Sanaa, menggeledah kendaraan yang lewat dan memeriksa kartu idetitas para pengemudi. Belasan polisi bersenjata dan anggota militer tampak di seluruh penjuru kota tersebut. Mereka menghentikan kendaraan dan menanyai para penumpang. Keamanan di bandara-bandara udara dan pelabuhannya juga ditingkatkan. Juru bicara pemerintah Yaman mengatakan, negaranya juga melakukan penyelidikan bersama Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat.

Perusahaan jasa pengiriman UPS dan FedEx menyatakan, untuk sementara telah menghentikan semua pengiriman barang dari Yaman.

Christina Bergmann/Vidi Legowo-Zipperer
Editor: Edith Koesoemawiria