1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Desak Pembebasan Suu Kyi Tanpa Syarat

12 November 2009

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak Myanmar membebaskan tokoh pro demokrasi Aung San Suu Kyi, tanpa syarat. Desakan itu disampaikan Hillary dalam kunjungannya ke Filipina.

https://p.dw.com/p/KUcG
Menlu AS Hillary ClintonFoto: AP

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengunjungi para korban badai taifun yang memicu banjir dan longsor di Filipina. Sedikitnya 1000 orang tewas akibat bencana yang terjadi bulan lalu tersebut. Selain itu Hillary Clinton menyampaikan janji dukungan Amerika Serikat kepada Filipina dalam memerangi milisi Al Qaida di Filipina. Sebelumnya para pelatih pasukan khusus AS membantu melatih dan melengkapi persenjataan tentara Filipina untuk menumpas aksi terorisme yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf di selatan Filipina. Namun kedatangan menlu AS itu, juga disambut aksi demontrasi mahasiswa yang mendesak penarikan tentara AS dari Filipina. Mereka menuding keberadaan pasukan khusus AS tersebut akan mengusik kedaulatan negara.

Hillary Clinton juga memanfaatkan kunjungannya ke negara di Asia Tenggara itu untuk mendesak pembebasan tokoh pro demokrasi Birma, Aung San Suu Kyi, yang dalam 20 tahun terakhir, sudah 14 tahun menjalani hukuman tahanan rumah. Hillary Clinton menandaskan akan terus menyerukan pembebasan tanpa syarat peraih Nobel Perdamaian itu. Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Suu Kyi memenangkan pemilu di Myanmar yang dulu bernama Birma pada tahun 1990. Namun junta militer Myanmar tidak mengakui kemenangan itu dan menjebloskan Suu Kyi dalam tahanan rumah.

Dalam lawatannya ke Filipina, Clinton akan membahas isu Myanmar ini dengan Presiden Filipina Gloria Maccapagal Arroyo dan menteri luar negeri Filipina Alberto Romulo. Hillary mengungkapkan akan mendesak Myanmar membangun dialog internal yang melibatkan pihak-pihak terkait , termasuk Aung San Suu Kyi. Sehingga hasil dialog ini dapat menggiring negara itu melaksanakan pemilu yang adil, bebas dan kredibel. Myanmar kini sedang menyiapkan pemilunya yang pertama dalam dua dekade ini, yang rencananya digelar pada tahun depan. Namun Suu Kyi menyerukan pemboikotan pemilu, karena menurutnya pemilu ini hanyalah rekayasa untuk melegitimasi pemerintahan junta militer Myanmar.

Pembicaraan yang dilakukan Clinton di Filipina ini, mendahului kedatangan Presiden AS Barack Obama, yang akan menghadiri pertemuan APEC di Singapura pekan ini. Obama dijadwalkan bertemu dengan para kepala negara dan pemerintahan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, termasuk pemimpin Myanmar dan Filipina. Perdana Menteri Myanmar, Thein Sein akan ambil bagian dalam pertemuan APEC hari Minggu mendatang. Ini akan menjadi pertemuan pertama antara presiden AS dengan pemimpin Myanmar dalam 43 tahun terakhir.

(AP/AS/rtr/ap/afp/dpa)