1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

251011 USA Syrien

25 Oktober 2011

AS menarik duta besarnya di Suriah dengan alasan keamanan. Beberapa bulan lalu pendukung rejim Presiden Assad beberapa kali menyerang kedutaan besar AS juga iring-iringan kendaraan kedutaan.

https://p.dw.com/p/12yJy
Foto: AP

Suriah bereaksi cepat, duta besarnya di Washington juga dipanggil pulang. Imad Mustafa kembali ke Damaskus untuk konsultasi, demikian kata juru bicara kedutaan di Washington.

Kementrian Luar Negeri AS sebelumnya menekankan, penarikan Duta Besar Robert Ford dari Suriah bukan untuk selamanya. Situasi menegang dan kami ingin memberinya waktu rehat, kata jurubicara kementrian luar negeri Amerika.

Tetapi, juga ada ancaman serius terhadap keamanan Ford, kata jurubicara tersebut. "Kami kuatir akan kampanye oleh rejim yang diarahkan terhadap Duta besar Ford secara pribadi, yang dimuat di media milik pemerintah. Dan kami kuatir akan situasi keamanan yang ditimbulkan."

Dilempar telur

Robert Stephen Ford adalah salah satu diplomat paling berpengalaman yang dimiliki pemerintah AS. Ford fasih berbahasa Arab, pernah pernah bertugas di Irak, Aljazair dan Mesir. Ia dikirim ke Damaskus tahun lalu oleh Presiden Barrack Obama.

Ford menunjukkan dukungan terhadap para demonstran yang mencoba mengakhiri 41 tahun pemerintahan keluaga Assad. Ia melawat ke banyak tempat di Suriah dan sering bertemu aktivis oposisi.

Flash-Galerie Syrien Angriff auf US-Botschafter Robert Ford
Pecahan telur yang dilemparkan pendukung Presiden Bashar al Assad ke Dubes AS Robert Ford,saat ia memasuki kantor seorang anggota oposisi, Hassan Abdul-Azim, di Damaskus, 29 September 2011.Foto: dapd

Ia terang-terangan mengkritik Presiden Bashar al-Assad dan cara kekerasan yang dipilih untuk menghadapi pemrotes. Hal ini memicu amarah pendukung setia Al Assad. Konvoi kendaraan kedutaan AS beberapa kali diseran, sementara gedung kedutaan AS dan sejumlah diplomatnya, termasuk Ford sendiri, dilempari tomat dan telur oleh kelompok pro-rejim Suriah.

Belum lama ini, sebelum ia dipanggil pulang, Duta Besar Ford memberi wawancara di televisi tentang situasi keamanan di Suriah.

"Adalah tekanan dan brutalitas luar biasa dari pemerintah yang menambah ketegangan. Represi pemerintah lah yang mencetuskan lebih banyak kekerasan, dan represi pemrintah juga yang menghalangi proses politik berjalan secara damai“, kata Ford.

Pasien disiksa

Ini bukan konfrontasi politik pertama antara AS dan Suriah. Sebelum Ford datang, kedutaan besar Amerika sudah lima tahun ditutup, setelah Presiden George W. Bush menarik diplomat Amerika dari Damaskus tahun 2005.

Syrien USA Botschaft in Damaskus Flagge und Porträt von Bashar Assad
Pemrotes pro-rejim mengacungkan bendera Suriah dan foto Presiden Bashar al Assad di depan kedubes AS di Damaskus, 8 Juli 2011.Foto: dapd

Penunjukan kembali duta besar untuk Suriah oleh Presiden Obama dilihat sebagai pertanda adanya itikad baik. Mengawali masa jabatannya, Obama mengulurkan tangan demi rekonsiliasi. Namun kini, tangan itu dikepalkan lagi. Sejak beberapa bulan terakhir, AS menuntut Presiden Assad agar menghentikan tindakan kekerasan terhadap warga sipil Suriah dan menghormati keinginan rakyat akan kebebasan dan demokrasi.

Tetapi kekerasan oleh aparat Suriah terus berlangsung. Menurut PBB, tindakan keras terhadap aksi-aksi protes anti-rejim di Suriah sejak pertengahan Maret telah menewaskan 3.000 orang.

Sementara itu, pemerintah Suriah mengubah RS-RS "menjadi sarana represi" terhadap pemrotes pro-demokrasi, kata Amnesty Internasional yang bermarkas di London. Pasien yang mengalami luka di sedikitnya empat RS pemerintah menjadi sasaran penyiksaan dan penganiayaan, baik oleh aparat keamanan maupun petugas medis, demikian tulis Amnesty dalam laporan yang dipublikasi Senin malam (24/10).

Sabrina Fritz/Renata Permadi Editor: Hendra Pasuhuk