1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS dan Korsel Tetap Gelar Latihan Militer

24 November 2010

Cina dan Amerika Serikat ingatkan semua pihak agar hati-hati dan tidak memperuncing suasana terkait krisis Korea. Sementara Amerika Serikat mengirimkan sebuah kapal induk menuju perairan Korea.

https://p.dw.com/p/QGsb
Asap membumbung dari sebuah rumah yang terkena hantaman roket Korea Utara di Pulau YeonpyeongFoto: AP

Penugasan kapal induk USS George Washington tampaknya bakal menambah tekanan terhadap Korea Utara, yang hari Selasa (23/11) melakukan serangan terhadap serangkaian pulau kecil Korea Selatan. Kapal induk yang bisa mengangkut sampai 75 pesawat tempur dan memiliki 600 orang kru kapal, meninggalkan pangkalan militer di Jepang untuk melakukan latihan bersama dengan militer Korea Selatan dari hari Minggu (28/11) hingga Rabu (01/12). Demikian pernyataan wakil AS di Seoul.

Dikatakan juga, latihan tersebut diharapkan tetap menunjukkan kekuatan militer Korea Selatan, meskipun direncanakan sebelum serangan Republik Korea Utara itu. Sebelumnya kemarahan Korea Selatan atas agresi itu tak terhindari, Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak mengatakan, "Seratus pertemuan dan pernyataan tidak akan berdampak. Saya pikir ini adalah tugas militer untuk menanggapinya dengan sejumlah aksi, terutama karena kami tak bisa mentolerir serangan terhadap warga sipil."

Sementara terkait provokasi itu, di Amerika Serikat, juru bicara Gedung Putih Mark Toner mengatakan, "Saya kira semua pihak yang terlibat dikejutkan oleh tindakan Korea Utara yang sangat provokatif. Presiden Obama menyebutnya sebagai tindakan yang kelewat batas dan bahwa Amerika Serikat kini bekerja sama lagi dengan sekutu-sekutunya supaya bisa menghadapinya secara terencana dan tidak bertindak sembarangan."

Korea Utara mengaku bahwa serangan yang dilakukannya merupakan balasan atas serangan yang sebelumnya telah dilakukan Korea Selatan. Namun kali ini negara yang biasanya bertopang pada dukungan Cina, harus menghadapi peringatan dari sekutunya. Cina sudah lama mendukung pemerintah Korea Utara, namun tidak menginginkan kawasan itu menjadi tidak stabil.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Hong Li menyampaikan, "Kami telah mencatat laporan-laporan yang relevan dan menyatakan kekhawatiran kami, fakta-fakta yang relevan harus diverifikasi dan kami harap kedua pihak akan berkontribusi pada stabilitas peninsula tersebut."

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan telah menghubungi Cina untuk turut mengatasi sikap agresif Korea Utara. Pun hari Selasa (23/11), Utusan Khusus AS untuk Korea Utara Stephen Bosworth yang tengah berada di Cina menemui menteri luar negeri negara itu untuk menyampaikan kecaman AS atas serangan tersebut dan menegaskan dukungan AS terhadap Korea Selatan. Kepada pers Bosworth mengatakan, bahwa kedua negara, AS dan Cina, tidak menginginkan konflik semacam itu.

Edith Koesoemawiria/rtr,dpa
Editor: Hendra Pasuhuk