1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Ancam Sanksi “Keras” Atas Serangan Kimia di Suriah

10 April 2018

Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menanggapi dugaan serangan senjata kimia di Suriah dengan keras. Duta besar AS di PBB mengecam serangan di Douma yang menewaskan puluhan orang.

https://p.dw.com/p/2vl0f
USA Präsident Donald Trump im Weißen Haus in Washington
Foto: picture-alliance/CNP/MediaPunch/J. LoScalzo

Amerika Serikat dan negara-negara Barat menuduh rezim Suriah melancarkan serangan dengan senjata kimia di kota Douma. Serangan itu menurut aktivis Suriah menyebabkan sedikitnya 49 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk anak-anak.

"Kami memiliki banyak opsi militer dan kami akan membiarkan Anda tahu segera ...," kata Presiden AS Donald Trump kepada wartawan setelah sesi sidang khusus di Dewan Keamanan PBB membahas serangan itu hari Senin (9/10).

Uni Eropa dan negara-negara Barat di Dewan Keamanan PBB juga menuduh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran, melakukan serangan dengan senjata terlarang.

Syrien Kinder werden nach möglichem Giftgaseinsatz in Douma behandelt
Foto anak-anakl yang sedang dirawat setelah menghirup gas beracun di Douma. Foto ini dipublikasikan hari Minggu (8/4) oleh tim bantuan Syrian Civil Defense White HelmetsFoto: picture alliance/AP Photo/Syrian Civil Defense White Helmets

Rusia bantah penggunaan senjata kimia

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sidang DK PBB mengatakan, "Amerika Serikat akan menanggapi penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil di Suriah."

"Kami telah mencapai saat ketika dunia harus melihat keadilan dilaksanakan," kata Nikki Haley. "Sejarah akan mencatat ini sebagai saat di mana Dewan Keamanan melakukan tugasnya, atau menunjukkan kegagalan sepenuhnya untuk melindungi rakyat Suriah."

Namun Duta Besar Rusia di PBB Vassily Nebenzia membantah penggunaan senjata kimia di Douma. Die mengatakan, peneliti Rusia yang dikirim ke Douma selama akhir pekan tidak menemukan bukti bahwa ada agen gas saraf atau klorin digunakan dalam serangan itu.

Rusia menggambarkan tuduhan barat itu sebagai "berita palsu" dan menyatakan, hal itu hanya dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kasus kacau di Inggris soal serangan senjata kimia terhadap mantan agen dinas rahasia Rusia, Sergei Skripal.

Investigasi sedang berlangsung

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW mengatakan telah memulai proses penyelidikan atas dugaan serangan gas beracun di Suriah. OPCW menerangkan, mereka akan mengumpulkan informasi tentang insiden dengan mengirim misi pencari fakta.

Meskipun membantah adanya penggunaan senjata kimia dalam serangan hari Sabtu (7/4) di Douma, Rusia mengatakan siap untuk bekerja sama dengan OPCW. Vassily Nebenzia mengatakan, para penyelidik OPCW harus terbang ke Suriah hari Selasa (10/11) untuk menyelidiki serangan itu. Rusia menawarkan perlindungan kepada tim OPCW.

Sebuah rancangan resolusi yang disirkulasikan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Senin mengusulkan pembentukan badan baru untuk menyelidiki dugaan serangan senjata kimia. Namun negara-negara Barat menolak permintaan Rusia untuk memiliki hak veto atas temuan badan pemeriksa itu.

hp/as (afp, rtr, dpa)