1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arena Kampanye Mega-Pro Terisi Hanya Separuh

30 Juni 2009

Selasa 30 Juni pasangan Megawati-Prabowo mengadakan kampanye di Stadion Gelora Bung Karno. Apa yang dikatakan kedua calon dan bagaimana situasinya? Ayu Purwaningsih hadir dalam kampanye tersebut.

https://p.dw.com/p/IeaD
Megawati dan Prabowo dalam kampanye di Stadion Gelora Bung Karno, JakartaFoto: DW

Stadion Gelora Bung Karno GBK, pusat kampanye terakhir Megawati- Prabowo hari ini di ibukota, hanya terisi separuhnya. Tempat duduk di tingkat bawah terisi nyaris penuh, namun tempat duduk di tingkat atas hanya diisi segelintir orang. Meski demikian calon wakil presiden Prabowo tidak menunjukan wajah kecewa. Ia tampil lebih dulu, dan mengambil isu bahwa arena kampanye terakhir yang dibangun oleh Presiden Soekarno, ayah Megawati ini sudah digadai ke pihak asing oleh saingan mereka, Susilo Bambang Yudhoyono:

Prabowo berkata: "Gelora Bung Karno sudah digadaikan kepada bangsa asing, saudara. Mungkin tahun depan kita sudah harus pindah semua, tak boleh pakai Gelora Bung Karno lagi. Bangsa ini sudah tak punya harga diri lagi. Warisan pendiri bangsa digadaikan kepada bangsa asing. Semua elit diam. Rakyat tak diberi tahu. Sebelum Monas digadaikan mari selamatkan bangsa Indonesia.“

Prabowo Aktif

Ketimbang Megawati yang nampak lebih santai meski bolak balik sibuk mengusap peluh, Prabowo kali ini jauh lebih mencuri perhatian. Tampil dengan suara menggelar, ia sibuk mencerca pasangan saingan berat mereka, pasangan SBY-Budiono. Isu lama yang kembali diusung diantaranya: "Luar biasa pemerintah sekarang ini neoliberal tapi gak mau ngaku neoliberal. Menjelang pemilu semuanya ekonomi kerakyatan, saudara sekalian.“

Präsident und Vice Präsidentkandidaten Megawati Soekarnopoetri und Prabowo
Salah satu kendaran kampanye Mega-ProFoto: DW

Sementara Mega yang duduk di samping Prabowo tampak tersenyum puas saat pasangannya berhasil memancing elu-eluan massa ketika mencungkil kelemahan pasangan lainnya, lewat pidatonya yang berapi-api. Prabowo melanjutkan, "BLT (Bantuan Langsung Tunai ) dibagi-bagi tapi dengan uang pinjaman…. menggunakan uang rakyat untuk iklan di televisi, padahal iklannya bohong saudara sekalian…bohonggggg!!!!! Apa benar pendidikan gratis..? Katanya gratis…..!!!!! Luar biasa sekarang ini zaman edan!!!!!!!!!!“

Megawati Lebih Singkat

Megawati berbicara lebih singkat. Namun ketika menohok isu satu putaran yang menurutnya tidak demokratis, nada suaranya meninggi.

Ia berkata, "Kita jangan terbuai bila ada yang mengajak hanya sekali putaran dan mendapat 70 persen mereka akan bisa mengatakan menang. Bagaimana mungkin..pemilunya saja tanggal 8 Juli yang akan datang, tetapi mereka sepertinya sudah merasakan kemenangan di pihaknya mereka…!!! "

Kesan Pendukung

Usai mendengar paparan Megawati, Laras, salah seorang pendukung Mega-Pro dari Cipinang bertepuk tangan dengan heboh. Ia mengaku tertarik ikut kampanye kali ini, karena lebih suka dengan Megawati, yang namanya sudah terkenal sejak dulu. Laras tak mau ambil pusing, bagaimana rekor Prabowo sebelumnya.

Laras mengatakan, "Soalnya Mega pro rakyat, waktu jadi presiden sembako murah. Banyak berubah sekarang, cari keja susah, enakan zaman Bu Mega.”

Kampanye Berakhir

Setelah orasi dikumandangkan oleh pasangan nomor urut 1 pemilu presiden 2009 ini, para artis nasional tampil menghibur massa, disusul pembacaan doa oleh lima pemuka agama, Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha.

Dengan pengawalan ketat kemudian Mega-Prabowo meninggalkan panggung yang disusun dengan hiasan batang-batang dan daun gandum. Pasangan itu datang dari kediaman Mega dengan mengendarai bus yang disulap bagai bus wisata, sehingga Mega-Pro bisa berdiri di atap sambil melambaikan tangan. Pulangnya Mega-Prabowo kembali naik mobil masing-masing. Keduanya meninggalkan pendukung mereka yang sebagian menggunakan bus dan motor, sebagian lagi berjalan kaki cukup jauh, berpeluh dan lelah meninggalkan stadion Gelora Bung Karno.

Ayu Purwaningsih

Editor: Marjory Linardy