1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Terbelah soal Ikhwanul Muslimin

6 Maret 2014

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain menarik duta besar mereka dari Qatar dalam langkah jelas yang menandai keberatan mereka atas dukungan Doha terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin.

https://p.dw.com/p/1BKcj
Foto: picture-alliance/dpa

Tiga negara teluk yang menyampaikan pernyataan bersama itu mengatakan Qatar telah melanggar kesepakatan keamanan regional. Ketiga negara mengatakan langkah itu diambil untuk melindungi keamanan mereka.

Ketegangan antara ketiga negara dengan Doha semakin menguat menyusul tergulingnya Presiden Husni Mubarak lewat revolusi Musim Semi Arab pada awal 2011. Mubarak sejak lama dipandang sebagai sekutu dekat Arab Saudi dan tidak menyukai kelompok Islamis, sebuah garis politik yang sejalan dengan kerajaan Saudi.

Dukungan publik dan finansial besar-besaran yang dilakukan Qatar bagi Presiden Mohammed Mursi, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, bertentangan dengan kepentingan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi – sebagaimana yang mereka perlihatkan ketika mengecam penggulingan Mursi oleh militer Mesir, yang terjadi setelah jutaan orang turun ke jalan meminta presiden dari kelompok Islamis itu agar mundur.

Di dalam negeri, baik Uni Emirat Arab maupun Arab Saudi memburu kelompok-kelompok Islamis yang punya kaitan dengan Ikhwanul Muslimin, yang mereka pandang sebagai ancaman bagi sistem kekuasaan mereka. Kedua Negara itu adalah pendukung setia pemerintahan sementara yang didukung militer, yang belakangan ini melancarkan penggerebekan atas para pendukung Ikhwanul Muslimin.

Tak saling intervensi

Pernyataan bersama negara-negara Teluk itu mengatakan bahwa penguasa Qatar yakni Emir Sheik Tamim bin Hamad Al Thani gagal menegakkan kesepakatan yang ditandatangani pada November lalu di Arab Saudi.

Kesepakatan yang ditandatangani oleh Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) itu menyerukan kepada seluruh anggota agar tidak ikut campur “baik secara langsung maupun tidak langsung” dalam urusan dalam negeri Negara-negara anggota lainnya.

Kesepakatan itu juga menetapkan bahwa Negara-negara anggota GCC tidak akan mendukung organisasi atau individu yang mengancam keamanan dan stabilitas Negara-negara semenanjung Arab ”baik melalui aksi aparat keamanan secara langsung atau mencoba mempengaruhi secara politik.”

Analis Arab Saudi yakni Anwar Edshki mengatakan penarikan diplomat itu adalah sebuah peringatan bagi Qatar agar berhenti menghasut kelompok Islamis untuk melakukan kekerasan di Mesir. Kedua Negara itu keberatan dengan pemberitaan stasiun televisi milik pemerintah Qatar yakni Al Jazeera yang dianggap mendukung Mursi dan Ikhwanul Muslimin.

“Adalah Qatar untuk mendukung Ikhwanul Muslimin, tapi bukan hak mereka untuk mengancam keamanan di Mesir dan menghasut (orang-orang) di jalan,” kata dia.

Edshki, yang memimpin lembaga kajian Middle East Center for Strategic and Legal

Studies di Arab Saudi, mengatakan kebijakan Qatar telah menciptakan kekacauan di Libya, Yaman, Suriah dan Mesir. Dan secara khusus mengganggu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab belakangan ini karena membiarkan ulama Youssef el-Qaradawi yang terus menyerang berbagai kebijakan kedua Negara ini secara terbuka.

ab/rn (afp,ap,rtr)