1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialTimur Tengah

Arab Saudi Kembali Selenggarakan Umrah 

6 Oktober 2020

Setelah tujuh bulan tertangguhkan akibat pandemi virus corona, pihak berwenang Arab Saudi telah mengizinkan kembali ibadah umrah dengan memperhatikan protokol kesehatan.

https://p.dw.com/p/3jUgC
Keharuan menyelimuti
Jemaah kembali umrahFoto: Saudi Ministry of Hajj and Umra/AFP/Getty Images

Umat muslim mengenakan masker dan menjaga jarak saat menjalankan ibadah umrah di kota suci Mekkah, Arab Saudi. Ribuan jemaah memasuki Masjidilharam untuk beribadah.

"Ada perasaan istimewa tatkala situs suci telah membuka pintunya lagi," ujar peziarah asal Mesir, Mohammed Raafat, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami hidup dalam mimpi buruk yang menyedihkan karena tidak melihat situs suci selama berbulan-bulan," tambahnya.

Ibadah umrah yang biasanya menarik jutaan umat Islam dari seluruh dunia setiap tahunnya, sempat ditangguhkan mulai  Maret lalu, akibat pandemi corona.

Diselenggarakan secara bertahap

Kini ibadah umrah diselenggarakan kembali dalam tiga tahap. Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Mohammad Benten mengatakan, pada tahap pertama sebanyak 6.000 jemaah per hari akan diizinkan untuk melakukan umrah "secara cermat dan dalam jangka waktu tertentu".

"Dalam suasana iman dan dengan hati yang penuh keyakinan ... jemaah gelombang pertama memulai ibadah sesuai dengan standar tindakan pencegahan yang ditetapkan," kata kementerian haji Arab Saudi di akun Twitter-nya.

“Serangkaian tindakan pencegahan telah diadopsi untuk menangkal wabah apa pun”, demikian menurut media pemerintah.

Dilansir dari AFP; protokol kesehatan yang dterapkan antara lain: Hajar Aswad  yang dihormati di sudut timur Kakbah di masa pandemi ini masih dilarang untuk disentuh.

Masjidilharam harus disterilkan sebelum dan sesudah setiap kelompok jemaah menunaikan ibadah.

“Setiap kelompok yang terdiri dari 20 atau 25 peziarah akan didampingi oleh petugas kesehatan dan tim medis yang bersiaga turun tangan jika terjadi keadaan darurat”, upapar menteri haji Benten.

Sensor suhu tubuh telah dipasang untuk mengukur temperatur tubuh para jemaah, kata pihak berwenang Mekkah.

Keselamatan, kenyamanan dan kesehatan para peziarah adalah prioritas kerajaan, ujar presiden umum untuk urusan masjid Arab Saudi, dengan menyebut para peziarah sebagai "tamu Allah".

Menyaksikan dalam keharuan

Seorang penduduk Mekkah, Thoraya Abdulgaffar Abulshakour setengah tak percaya melihat Kakbah kembali dikelilingi oleh jemaah yang tengah melaksanakan ibadah umrah. Ia dan keluarga biasa mengunjungi Masjidilharam untuk salat. Namun sejak pandemi COVID-19 merebak, mereka tak bisa lagi leluasa melakukannya.

Saat pemerintah Arab Saudi membuka kembali ibadah umrah, Thoraya Abdulgaffar Abulshakour mendaftar bersama sang putra. "Saya sangat ingin mengunjungi masjid, dan air mata saya mengalir setiap kali saya melihat di TV. Pandemi menyebar dan menghalangi kami melakukan banyak hal.

Pandemi telah menutup masjid kami dan merenggut keluarga kami, masjid ditutup sementara  demi untuk melindungi keselamatan kami. Pemimpin kami yang bijaksana memiliki peran yang besar, dan kami bangga hidup di negara yang mengutamakan keselamatan warga dan penduduk di atas segalanya," ujar Thoraya seperti dikutip dari ArabNews.

Lahir dan dibesarkan di Arab Saudi, Saleh Mohammed Hajj, seorang warga negara Pakistan yang tinggal di Mekkah menjadi salah satu dari sedikit orang yang diizinkan memasuki Masjidilharam pada hari pertama. 

Dia merasa beruntung tinggal di negara di mana kesehatan dan keselamatan warga diutamakan. “Ini terbukti dari cara pemerintah Saudi menangani pandemi,” katanya. “Dan hari ini, kami melihat tindakan dan bagaimana organisasinya (bekerja) dengan tujuan untuk melindungi kesehatan orang dan memastikan keselamatan warga.”

Dikutip dari ArabNews, calon peserta ibadah umrah, dapat mendaftar di aplikasi Eatmarna dan mendapatkan akses memilih tanggal serta waktu  untuk umrah.

ap/as (afp, arabnews)