1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Saudi Janji Seret Pelaku Penyiksa Sumiati

18 November 2010

Jumat (19/11), pemerintah Indonesia menerbangkan tim lintas departemen ke Arab Saudi untuk menangani kasus Sumiati. Namun sejumlah kalangan termasuk politisi mendesak pemerintah mengambil langkah lebih keras.

https://p.dw.com/p/QCS8
Simbol kekeraan terhadap perempuanFoto: picture-alliance / Lehtikuva

Duta besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Abdulrahman Al-Khayyath, secara khusus menggelar konferensi pers untuk menepis kekhawatiran, bahwa kasus ini hanya akan berhenti di meja perdamaian, berupa pemberian santunan. "Kalaupun seandainya ada perdamaian antara kedua pihak, keluarga Sumiati dan pelaku, tentunya pelaku akan tetap diajukan ke pengadilan sesuai dengan tindakan yang bersangkutan," tegas Al-Khayyath.

Meski demikian, Al-Khayyath mengakui, bahwa pemerintah Saudi belum menangkap majikan yang diduga sebagai pelaku penyiksaan terhadap TKI asal Dompu NTB itu. Ia beralasan masih menunggu hasil penyelidikan menyangkut motif dan alasan penyiksaan itu.

Selain itu, Dubes Abdulrahman Al-Khayyath membantah anggapan bahwa kasus Sumiati ini mencerminkan banyaknya TKI yang mengalami kekerasan selama bekerja di Arab Saudi. Ia menyatakan: “Kami tegaskan bahwa Arab Saudi adalah negara yang sangat mulia dalam memperlakukan tenaga kerja. Kami memberikan perlindungan yang nyaman bagi pekerja. Para TKI diberikan kebutuhan sandang, pangan maupun pakaian, dan diberikan kebebasan untuk menuaikan hak-haknya seperti mau bepergian ke pasar, termasuk jalan jalan keluar negeri dengan majikanya. Sebagai bukti perlakuan baik kami, tahun lalu kita mengeluarkan sekitar 240 ribu visa, sebagain besar untuk kepentingan TKI. Dan kebanyakan para TKI itu ingin kembali ke negara kami. Ini adalah bukti bahwa terdapat perlakuan yang baik oleh majikan terhadap para TKI dari Indonesia.”

Hari Jumat (19/11), pemerintah Indonesia menerbangkan tim lintas departemen ke Arab Saudi untuk menangani kasus Sumiati. Namun sejumlah kalangan termasuk politisi di parlemen mendesak pemerintah untuk mengambil langkah lebih keras, seperti menarik duta besar dari Arab Saudi maupun menghentikan sementara pengiriman TKI ke negeri minyak itu.

Mengenai hal ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdulrahman Al-Khayyath, menanggapi, "Tentu saja upaya upaya itu adalah merupakan persoalan dalam negeri Indonesia. Dan kami tidak punya wewenang untuk ikut campur ataupun mengomentari upaya-upaya seperti itu. Yang menjadi perhatian kami, adalah bagaimana memberikan perlindungan kepada para TKI. Mereka datang ke Arab Saudi untuk mencari rejeki yang halal. Mereka telah memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia, dengan yang ditranfer oleh para TKI dari Arab yang mencapai 2 milyar Dollar AS pertahun.”

Meski dibayangi ancaman kekerasaan oleh majikan, karena tidak adanya perjanjian khusus antar pemerintah, namun Arab Saudi masih menjadi negara tujuan utama kedua bagi TKI setelah Malaysia. Saat ini terdapat sekitar 1 juta TKI di Arab Saudi yang umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih