1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

APEC Optimistis Memimpin Keluar dari Ekonomi Global

12 November 2009

Abad Asia Pasifik, begitu ungkapan Menteri Luar Negeri Singapura Geoge Yeo mengenai posisi ke-21 anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, APEC.

https://p.dw.com/p/KVSv
Menteri Keuangan AS Timothy GeithnerFoto: AP

APEC dinilai dapat memimpin upaya untuk keluar dari krisis ekonomi global dengan mendobrak hambatan guna mendorong perdagangan global. Selama tiga hari para menteri anggota APEC berkumpul di Singapura dalam pertemuan menteri anggota APEC yang ke 21 (AMM) dan pertemuan menteri keuangan yang ke-16. Kedua pertemuan itu berakhir Kamis sore.

Situasi ekonomi global mulai membaik, setelah mengalami krisis keuangan dan resesi terburuk sejak perang dunia kedua. Hal ini diyakini para menteri yang mengikuti pertemuan menteri anggota APEC yang ke-21 di Singapura. Seperti dikatakan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani ketika di akhir acara setiap menteri diminta menggambarkan situasi ekonomi global saat ini: „kepercayaan sudah kembali, tapi banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan.“

Pekerjaan rumah itu termasuk memberi fokus pada pelaksanaan reformasi struktural. Hal ini diharapkan akan meningkatkan potensi perkembangan ekonomi regional dalam jangka waktu menengah dan jangka panjang.

Dana Moneter Internasional, IMF memperkirakan bahwa Produk Domestik Bruto dunia akan meningkat 3% pada tahun 2010, dan bahwa semua ekonomi APEC akan berkembang positif tahun depan. Meski begitu pulihnya ekonomi dunia ini masih goyah. Selain itu, dalam beberapa kwartal mendatang perkembangannya tidak merata. Tingkat pengangguran masih akan tinggi di berbagai negara. Tantangan yang dihadapi tidak kecil, mengingat meluasnya rasa kuatir, tidak hanya terhadap situasi ekonomi secara global. Melainkan karena situasi dalam masing-masing negeri. Bagi negara-negara berkembang secara khusus, keterpurukan sosial menjadi masalah besar dan kekuatiran beberapa negara lain termasuk menuanya populasi. Situasi yang menurut Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo menyebabkan sejumlah negara bersikap proteksionis:„bereaksi terhadap politik domestik bisa menyebabkan proteksionisme, dan perlahan-lahan sikap itu memang terlihat muncul, yang bila tidak hati-hati dapat justru mengelincirkan kita. Karena itulah semua negara kini mendengungkan perlunya melawan proteksionisme.“

Untuk itu APEC mengharapkan kerjasama international yang menjamin pulihnya ekonomi, dan mampu membangun fondasi perkembangan yang inklusif, berimbang dan berkelanjutan. Salah satu langkah pulihnya kepercayaan adalah dengan mempersiapkan strategi untuk mengakhiri program-program penyelamatan ekonomi, termasuk paket stimulasi ekonomi yang selama ini digulirkan banyak negara. Lebih lanjut Menteri Keuangan AS Timothy Geithner menilai perlu ditingkatkannya perdagangan: „saat ini tantangan kami adalah perkembangan, dan saya garisbawahi, dalam perkembangan yang pertama perlu kita pastikan adalah memulihkan kepercayaan agar perdagangan dan investasi kembali meningkat, tingkat pengangguran bisa turun, sektor finansial diperbaiki, inilah tantangan yang kita hadapi sekarang.“

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Lim Hng Kiang menyebutkan, tingkat kesertaan semua ekonomi dalam perkembangan ke depan merupakan kunci dari perkembangan itu sendiri. Selain menargetkan pengurangan biaya bisnis dan perdagangan sebesar 25% sampai 2015 di tingkat regional, di akhir pertemuan APEC juga para menteri menyatakan perlukan inovasi, peningkatan program-program jaminan sosial dan peningkatan kemampuan masyarakat.

Edith Koesoemawiria

Editor : Ayu Purwaningsih