1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anggota Lain Pussy Riot Jadi Buron

21 Agustus 2012

Kejaksaan Moskow mencari anggota lain Pussy Riot dan akan menyeretnya ke pengadilan. Dengan begitu Rusia menolak kritik internasional. Sementara itu situs internet pengadilan Moskow diserang hacker.

https://p.dw.com/p/15tUe
ITAR-TASS: MOSCOW, RUSSIA. FEBRUARY 21, 2012. Masked members of Pussy Riot feminist punk group perform during their 'flashmob'-style protest inside Moscow's Cathedral of Christ the Savior. The girls were marched by guards out of the cathedral. (Photo ITAR-TASS/ Mitya Aleshkovsky)
Tampilan Pussy Riot di Katedral Moskow (21/02)Foto: picture-alliance/dpa

Meskipun muncul kemarahan internasional sehubungan vonis pengadilan terhadap tiga perempuan anggota band punk Pussy Riot yang kritis terhadap Kremlin, kejaksaan Rusia tetap mencari anggota lain dari band tersebut. Senin (20/08) pihak berwenang menyatakan dua aktivis band tersebut sebagai buron, dimana mereka juga ambil bagian dalam „Doa Punk anti Putin“ di Katedral Moskow. Tapi para tersangka belum diidentifikasi. Polisi tidak mengumumkan berapa orang yang dicari, juga tidak mengatakan apakah akan dilakukan penangkapan ataupun dakwaan.

Seluruhnya lima perempuan yang terlihat dalam rekaman video aksi protes menentang Putin saat mereka tampil dengan topeng bewarna-warni di Katedral Kristus Sang Penyelamat di Moskow, Februari lalu. Mereka menyerbu masuk ke gereja terbesar di Moskow itu dan menyanyikan lagu „Doa Punk“ yang menyuarakan kemarahan mereka terhadap presiden Rusia Vladimir Putin. Tiga anggota band Maria Aljochina, Yekaterina Samuzewitsch dan Nadeshda Tolokonnikova Jumat (17/08) lalu sudah dijatuhi hukuman dua tahun penjara atas tuduhan „hooligan“ dan memicu kebencian agama. Dua anggota band lainnya masih bebas. Kedua perempuan ini juga dapat diancam hukuman penjara atas tuduhan serupa.

Die drei Mitglieder der kremlkritischen Punkband Pussy Riot sitzen am 17.08.2012 in einem Glaskäfig in einem Gericht in Moskau: (l-r) Maria Aljochina, Jekaterina Samuzewitsch und Nadeschda Tolokonnikowa. Die Mitglieder der Band Pussy Riot müssen nach ihrem Protest gegen Kremlchef Putin in einer Kirche für je zwei Jahre in Haft. Richterin Marina Syrowa begründete das Strafmaß am Freitag mit Rowdytum aus religiösem Hass. Die Untersuchungshaft von knapp sechs Monaten werde angerechnet. Foto: Andrey Stenin/RIA Novosti
Vonis dua tahun penjara untuk Pussy Riot (17/08)Foto: picture-alliance/dpa

Situs Pengadilan Moskow Diserang Hacker

Sementara itu hacker komputer tak dikenal berhasil membobol situs internet pengadilan Moskow yang pekan lalu menjatuhkan vonis bagi tiga anggota band Punk Pussy Riot. Demikian dikatakan juru bicara pengadilan Selasa (21/08).

Di halaman utama situs internet Khamovnichesky District Court, Selasa pagi terlihat video klip provokatif dari penyanyi gay Bulgaria Azis dan slogan obsenitas yang mengolok-olok sistem kehakiman Rusia. Dilaporkan koresponden kantor berita AFP.

Lagu baru dari band punk Pussy Riot berjudul “Putin is Lighting the Fires of the Revolution” (Putin menyulut api revolusi) juga diupload di situs pengadilan tersebut. Juru bicara pengadilan mengatakan tindakan hacking itu berhasil diatasi Selasa (21/08) pagi.

DK/HP (afp,dpa)