1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

310811 Syrien AI

1 September 2011

Di Suriah aksi protes masih berlangsung. Amnesty Internasional menyodorkan bukti-bukti meningkatnya kasus kematian di penjara Suriah sejak dimulainya protes menentang rezim Assad April lalu.

https://p.dw.com/p/12RYA
Penekanan pemerintah Assad terhadap oposisi makin kuatFoto: dapd

Kepada program Bahasa Inggris stasiun televisi Arab Al Jazeera David Nichols, pakar Suriah pada Amnesty Internasional menyampaikan, "Kasus kematian yang kami lihat di penjara tampaknya bagian dari tindakan represi meluas terhadap aksi protes damai yang kita lihat di Suriah sejak April. Kami memiliki daftar nama sekitar 1.800 korban tewas akibat tindakan pemerintah dalam menumpas aksi protes sejak April."

Pihak oposisi Suriah tidak mengendor dalam aksi protes yang berlangsung hampir setengah tahun menentang pemerintahan Presiden Assad. Dengan keberhasilan pemberontakan warga Libya terhadap Muammar al-Gaddafi dan semakin terisolasinya pemerintah di Damaskus, gerakan aksi protes semakin memperoleh semangat.

Sanksi-sanksi Amerika Serikat, seperti halnya pembekuan rekening bank Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Mualem atau embargo minyak lebih bersifat simbolis, karena selama ini Amerika Serikat tidak mengimpor minyak dari Suriah. Makna lebih besar, meskipun tidak menjanjikan pengaruh lebih cepat, adalah pengumuman Uni Eropa untuk menghentikan impor minyak dari Suriah.

Amnesty International Perkuat Tekanan terhadap Rezim Suriah

Guna memperkuat tekanan terhadap pemerintah Suriah organisasi hak asasi manusia Amnesty International ikut ambil bagian. Dalam laporannya  tentang penganiayaan di penjara-penjara Suriah, Amnesty International menyebutkan, sedikitnya 88 orang tewas akibat penganiayaan sejak awal pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Korban berusia antara 13 sampai 70 tahun.

Stasiun televisi Al Jazeera menunjukkan gambar-gambar mengerikan tubuh anak remaja yang terpotong-potong. Itu cukup bagi David Nichols untuk mengambil konsekuensi. Pakar Suriah pada organisasi HAM Amnesty International tersebut mengatakan, "Uni Eropa dan masyarakat internasional harus menjelaskan kepada Suriah bahwa tidak ada kebebasan hukum bagi tindak kejahatan ini, dan pelakunya harus diajukan ke pengadilan. Apakah di hadapan pengadilan nasional atau melalui Dewan Keamanan PBB yang akan menyerahkan kasus tersebut ke Mahkamah Pidana Internasional. Selama ini Dewan Keamanan terlalu menahan diri dalam kasus Suriah, hal itu tidak kami harapkan untuk ke depan."

Tetap tidak ada informasi jumlah penduduk sipil yang tewas sehubungan terisolirnya Suriah. Diperkirakan jumlahnya sekitar 1.600 sampai 2.500. Menurut keterangan oposisi, sejumlah tentara menentang perintah menembaki rakyatnya sendiri. Kebanyakan melarikan diri ke Turki, guna menghindari pengejaran dan hukuman mati.

Sementara itu, Rabu (31/08) pagi, panser-panser bergerak dan tentara menggeledah dari rumah ke rumah untuk merazia aktivis gerakan oposisi. Di Hama, yang bulan Ramadhan lalu menjadi tempat digelarnya aksi protes terbesar, penduduk melaporkan kehadiran militer besar-besaran. Dan sebetulnya pasukan pemerintah sudah ditarik secara resmi dari Hama.

Tahun 1982, Hafez al-Assad ayah dari Presiden Bashar al-Assad melakukan pembunuhan massal di Hama, yang menyebabkan tewasnya 20 ribu sampai 30 ribu orang.

Ulrich Leidholdt/Dyan Kostermans

Editor Hendra Pasuhuk