1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aliansi Motor UE Jerman-Perancis Tidak Mulus Lagi?

12 Juni 2010

Kanselir Jerman Angela Merkel sanggah dugaan bersengketa dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy seputar kebijakan politik UE saat krisis ekonomi. Namun, menjelang KTT UE memang terlihat perbedaan pendapat.

https://p.dw.com/p/Np9a
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy (kiri) dan Kanselir Jerman Angela MerkelFoto: AP

Apakah aliansi Jerman-Perancis sebagai pemain utama di Uni Eropa terganggu? Pertemuan antara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang direncanakan digelar di Berlin baru-baru ini, tiba-tiba dibatalkan. Kedua pihak memberikan alasan berbeda bagi pembatalan. Harian Perancis Le Figaro melaporkan, Sarkozy yang mebatalkan pertemuan karena belum mengetahui secara jelas mengenai rencana penghematan Jerman. Sedangkan biro kanselir menyebut adanya kesulitan jadwal. Pembicaraan kedua pemimpin pemerintah direncanakan kembali untuk Senin mendatang

Kanselir Jerman Angela Merkel menyangkal berita bahwa aliansi Jerman-Perancis sebagai penggerak Uni Eropa, kini tidak lagi berjalan mulus. Demikian diutarakan Merkel kepada harian "Frankfurter Allgemeine Zeitung" dan mengaku tetap melakukan keselarasan erat dalam menentukan langkah-langkah di UE.

Neuer EU Präsident Herman Van Rompuy
Presiden Dewan UE Herman Van RompuyFoto: AP

Van Rompuy imbau agar bersatu

Angela Merkel ingin agar semua pemimpin pemerintah dari 27 negara anggota UE langsung menangani isu pengaturan kebijakan ekonomi dan politik. Sementara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy lebih mengutamakan semacam pemerintahan ekonomi yang beranggotakan 16 negara pengguna mata uang Euro. Untuk itu Perancis hendak membentuk sebuah dewan baru, sebuah sekretariat koordinasi bagi zona Euro yang nantinya mengendalikan kebijakan politik finansial negara anggota zona Euro yang dikaitkan dengan Bank Sentral Eropa. Tetapi di sini pemerintah Jerman melihat adanya ancaman independensi Bank Sentral Eropa.

Pada kunjungannya di Berlin pekan ini, Presiden Dewan UE, Herman Van Rompuy menyatakan menolak sebuah dewan baru, namun menegaskan pentingnya perbaikan koordinasi kebijakan finansial. Ini dapat terlihat pada krisis keuangan dan utang yang menumpuk saat ini, tambah Rompuy. Menyangkut ketidaksepakatan antara kedua negara terpenting di zona Euro, Jerman-Perancis, ia memperingatkan agar tidak terlalu mempertajam perdebatan.

Presiden Sarkozy tetap menolak paket penghematan untuk menyehatkan anggaran belanja negara. Karena dengan begitu perekonomian terhambat, ujar Sarkozy di Paris. Sedangkan pemerintah Jerman telah menyepakati penghematan anggaran besar-besaran untuk tahun-tahun mendatang. Sejumlah besar negara UE juga telah menyepakati program penghematan anggaran. UE sebelumnya sepakat bahwa defisit tinggi pada anggaran belanja harus dikurangi selambatnya sampai 2013.

Perubahan kesepakatan UE?

Menjelang KTT UE, Kamis depan (17/06), Jerman mendesak agar Komisi UE melakukan pengetatan pengawasan anggaran belanja negara anggota. Jerman menyatakan hendak mencantumkan perubahan yang diperlukan dalam kesepakatan stabilitas. Perubahan itu nantinya harus diratifikasi oleh semua negara anggota UE. Namun usulan itu hingga kini tetap ditolak Perancis. Ratifikasi perubahan kesepakatan UE tampaknya akan sulit dilaksanakan di Perancis. Di Berlin, Presiden Dewan UE Herman Van Rompuy menegaskan bahwa perubahan kesepakatan bukan masalah utama. Yang penting adalah kesepakatan untuk seia-sekata. Pada masa sulit ini diperlukan kesatuan dan kebijakan yang sama, tambah Rompuy.

Treffen EU Finanzminister Brüssel Giorgos Papakonstantinou Elena Salgado
Menkeu Yunani Giorgos Papakonstantinou (kanan) dan Menkeu Spanyol Elena Salgado di BrusselFoto: AP

Baik Presiden Sarkozy maupun Kanselir Merkel hendak mengupayakan larangan aktivitas spekulatif di pasar keuangan yang dituding memicu krisis keuangan di Yunani. Di Jerman instrumen spekulatif menyangkut asuransi perkreditan dilarang mulai 19 Mei lalu. Komisi UE berjanji untuk menerapkan larangan itu sebelum KTT G-20. Namun Inggris mengkritik pedas rencana itu.

UE diduga rencanakan penyelamatan Spanyol

Sementara itu harian Financial Times edisi Jerman melaporkan, UE sedang menyiapkan kredit bernilai miliaran Euro bagi Spanyol. Diperkirakan bahwa Spanyol harus menyelamatkan bank-banknya dari ancaman bangkrut akibat masalah kredit properti spekulatif. Bila Spanyol tidak memiliki dana, bantuan diharapkan diberikan oleh UE dan Dana Moneter Internasional. Kas penyelamatan UE bagi negara anggotanya memiliki dana keseluruhan sejumlah 750 miliar Euro.

Bernd Riegert/Christa Saloh

Editor. Asril Ridwan