1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Al Qaida Semakin Subur di Yaman yang Kisruh

30 Agustus 2010

AS ingin mengintensifkan perang terhadap perpanjangan Al Qaida di Yaman. Menurut media AS cabang kelompok teror Al Qaida di Yaman sementara ini dinilai sebagai ancaman lebih besar daripada organisasi induknya di Pakistan

https://p.dw.com/p/OzjM
Peta Yaman dengan ibukotanya Sanaa dan negara-negara tetangga Arab Saudi serta SomaliaFoto: DW

Korupsi, serangan teror, penculikan dan konflik politik dalam negeri memerosokkan Yaman. Yang bertanggung jawab untuk bencana politik dan ekonomi ini adalah Presiden Abdullah Saleh yang telah memerintah negara termiskin di dunia Arab itu sejak 31 tahun. Pemerintahnya korup, jabatan di bidang militer dan kementerian diberikan kepada anggota keluarga Saleh.

Di Yaman terjadi konflik dalam negeri yang sulit diatasi. Pasukan pemerintah terlibat pertempuran di utara dengan kelompok pemberontak Huthi. Di selatan aparat keamanan Yaman mencoba mengatasi kelompok separatis yang mencoba memecah Yaman Selatan.

Sejak Maret 2009 terdapat kelompok teror Al Qaida di Semenanjung Arab, seperti yang mereka sebutkan. Gabungan dari para ekstremis Arab Saudi dan pejuang Yaman yang berbasis di Yaman. Abdul Al Iryani, pengamat politik di ibukota Yaman Sanaa

"Al Qaida terwakili sangat kuat di Yaman, memiliki banyak tempat persembunyian dari desa-desa dan melakukan berbagai serangan. Mereka mencoba menakut-nakuti pemerintah dan selalu kembali melakukannya."

Pemerintah Yaman menutup-nutupi masalah teror Al Qaida dengan menyebut anggotanya hanya 300 orang. Pakar internasional memperkirakan jumlahnya jauh lebih besar. Khalil Al Anani, pakar pada Pusat Kajian Politik dan Strategi di Kairo mengatakan

"Anggotanya paling sedikit antara 1000 sampai 1500. Mereka tidak vakum. Mereka mendapat dukungan dari suku-suku di Yaman akibat kondisi kehidupan yang buruk. Jika menyebut anggota Al Qaida yang aktif, maka di Yaman saja sampai 1500 orang."

Menurut informasi dinas rahasia banyak anggota Al Qaida dari Pakistan dan Afghanistan yang pindah ke Yaman karena di kawasan Hindukush terlalu panas.

Perlengkapan senjata bukan masalah bagi jaringan teror di Yaman. Lebih dari Pengamat internasional memperkirakan ada lebih dari 50 juta senapan dan pistol, dari jumlah penduduk sekitar 24 juta jiwa. Dengan 500 dollar saja orang sudah dapat membeli kalasnikov yang baru bersama munisinya. Dikatakan Al Anani

"Menyandang senapan sudah menjadi bagian budaya Yaman. Sebagian besar membelinya di Yaman, di banyak toko yang menjualnya. Bahan peledak untuk bom yang digunakan Al Qaida diselundupkan dari Teluk Aden, misalnya dari Somalia melalui perbatasan Arab Saudi ke Yaman."

Penduduk sipil dari Timur Tengah membiayai aksi teror, membuat Al Qaida bertahan hidup, dan memungkinkan ketakutan disebar ke seluruh dunia. Upaya serangan terhadap pesawat penumpang di Detroit Desember lalu merupakan bukti untuk itu. Dalang serangannya berada di Yaman.

Serangan udara pasukan Amerika Serikat Natal 2009 terhadap posisi-posisi Al Qaida tidak menyelesaikan masalah. Semakin banyak terjadi bentrokan senjata antara tersangka ekstremis dengan militer Yaman, yang menelan korban tewas dan luka-luka di kedua belah pihak.

Juga jika pengusutan membawa hasil seperti penangkapan pimpinan Al Qaida Huzam Majali pekan lalu yang dijatuhi hukuman mati, pemerintah Yaman tidak berhasil menguasai masalah itu. Empat tahun yang diperlukan untuk menangkap Madshali yang melarikan diri dari penjara.

Peter Steffe/Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan