1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Bali: Bandara Masih Ditutup, Penginapan Penuh

28 November 2017

Pusat-pusat evakuasi dan hotel di Bali dipenuhi puluhan ribu orang mencari perlindungan akibat erupsi Gunung Agung. Hari Selasa (28/11), bandara masih ditutup.

https://p.dw.com/p/2oNDB
Indonesien Vulkan Agung
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka

 Para wisatawan memburu akomodasi untuk berlindung, sementara penduduk desa yang yang tinggal di bayang-bayang Gunung Agung menuju ke lebih dari 200 pusat evakuasi saat gunung tersebut menyemburkan asap dan abu.

Pihak berwenang terpaksa menutup bandara Ngurah Rai,  hingga hari Selasa (28/11) karena para pakar telah menaikkan tingkat kewaspadaan maksimal. 

Asap abu-abu tebal telah meningkat sejak minggu lalu, dan dalam beberapa hari terakhir mulai mewarnai  langit. Abu dari gunung tersebut berbahaya jika menutupi bidang, karena membuat landasan pacu licin dan bisa tersedot ke mesin pesawat.

Pejabat telah memperingatkan bahwa gunung berapi bisa meletus kapan saja

Sekitar 40.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di zona bahaya namun sebanyak 100.000 orang kemungkinan harus terpaksa mengungsi, demikian kata beberapa pejabat lembaga bencana."Abu vulkanik masih dimuntahkan, membumbung dan naik sangat tinggi - sampai tiga atau empat kilometer dari kawah," kata I Gede Suantika, seorang pejabat di badan vulkanologi Indonesia.

Zona eksklusif di sekitar Agung, yang berjarak 75 kilometer dari pusat wisata tepi pantai Kuta, juga telah melebar hingga 10 kilometer.

Pada hari Selasa (28/11), sekitar 440 penerbangan telah dibatalkan, yang berdampak pada lebih dari 120.000 penumpang di Bali.  Pemerintah dan agen pariwisata Bali untuk menyediakan kamar gratis kepada ribuan pengunjung yang kurang beruntung,  beberapa lainnya menawarkan diskon.  

Citra Selang Waktu Gunung Agung

"Saya tidak keberatan memberikan akomodasi gratis bagi wisatawan yang sudah saya kenal," kata salah seorang pemilik penginapan.  "Ini bukan salah siapa-siapa. Ini bencana alam yang tidak disangka siapapun," tambahnya.

Ratusan wisatawan lain berbondong-bondong ke Surabaya, untuk  mereka bisa terbang ke luar negeri. "Kami sedang mempersiapkan 10 bus dan lebih banyak lagi kemungkinan bisa disediakan hari ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Agung, Sudarsana.

Bandara di pulau Lombok terdekat - juga merupakan tujuan wisata populer di timur Bali - telah dibuka dan ditutup beberapa kali dalam beberapa hari terakhir. Saat ini terbuka namun belum ditutup lagi, kata beberapa pejabat.

Letusan Gunung Agung yang terakhir di awal tahun enam puluhan adalah salah satu yang paling mematikan yang pernah ada di sebuah negara dengan hampir 130 gunung berapi aktif ini.  "Saya sangat khawatir karena saya pernah mengalami hal ini sebelumnya," salah seorang penduduk erusia 67 tahun yang ikut mengungsi, Dewa Gede Subagia. Ia dulu masih remaja ketika Agung meletus. "Saya harap kali ini saya tidak harus mengungsi terlalu lama. Pada tahun 1963, saya tinggalkan kediaman selama empat bulan."

Masih ledakan kecil

Namun para ahli mengatakan bahwa aktivitas terakhir Agung agak mirip  pembentukan bencana sebelumnya, yang menghasilkan- sekitar satu miliar ton puing - dan menurunkan suhu rata-rata global sebesar 0,2 - 0,3 derajat Celcius selama sekitar satu tahun. "Apa yang kita lihat saat ini adalah ledakan kecil, gunung membuang gas panas dan pecahan batuan cair, atau abu," kata David Pyle, seorang ahli gunung berapi di Universitas Oxford. "Kemungkinan bisa terjadi letusan, tapi ini mungkin memakan waktu beberapa hari atau minggu untuk terungkap."

Gunung  Agung bergemuruh kembali hidup pada bulan September, memaksa evakuasi 140.000 orang tinggal di dekatnya. Aktivitasnya menurun pada akhir Oktober dan banyak yang kembali ke rumah masing-masing. Namun, pada hari Sabtu lalu, gunung tersebut mengirimkan asap ke udara untuk kedua kalinya dalam seminggu di tempat yang oleh para ahli vulkanologi disebut letusan freatik - yang disebabkan oleh pemanasan dan perluasan air tanah.

ap/hp (afp/ap/rtr)