1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Perempuan Bangun Haiti

Hans-Ulrich Dillmann11 Januari 2013

Setelah gempa di Haiti, kaum perempuan turut terlibat dalam pembangunan kembali negaranya. Seperti misalnya di desa Carrefour Dufort. Bukan pekerjaan yang mudah.

https://p.dw.com/p/17I5u
Foto: Hans Ulrich-Dillmann

"Jika hujan, semuanya cepat terendam banjir." Jacqueline Dovielle dari desa Carrefour Dufort menunjuk ke perkebunan mangga. "Setelah badai Sandy, semua tergenang air - untungnya tidak ada lagi tenda pengungsi", jelas ibu enam orang anak ini.

Dulu tidak seperti itu. Setelah gempa 12 Januari 2010, sekitar 350 tenda didirikan di bawah pohon-pohon mangga tersebut. Lahan itu menjadi tempat mengungsi penghuni desa kecil Carrefour Dufort. Sebagian besar rumah penduduk hancur atau mengalami kerusakan berat. Carrefour Dufort berlokasi hanya beberapa kilometer dari Leogane, episentrum gempa.

Sikap Mandiri

"Waktu kami datang kesini, situasinya sangat amburadul", kenang relawan Marisol. Ia bekerja bagi kelompok perempuan Movimiento Mujeres Dominico-Haitianas (Mudha). Perempuan asal Republik Dominika keturunan Haiti ini bersama relawan lain turut membantu pembangunan struktur sosial negara tersebut. Organisasi Mudha aktif memperjuangkan hak perempuan di pemukiman para pendatang Haiti di Republik Dominika.

Obdachlos in Haiti
Kamp pengungsi di HaitiFoto: picture alliance / abaca

Di Haute-Miton, beberapa kilometer dari Carrefour Dufort, banyak perempuan yang membentuk kelompok-kelompok lain dengan bantuan Mudha. Kelompok Perempuan Berani, Perempuan Waspada dan Kliau Bintang itu beberapa diantaranya, mengurus kebersihan di kamp-kamp dan mengorganisir persediaan kebutuhan sehari-hari, supaya semua kebagian porsi yang sama. Secara bersamaan mereka juga membantu pelayanan kesehatan para penduduk.

Kini, penduduk desa tidak lagi tingga di tenda. Mereka menempati rumah kayu yang kecil tapi kokoh. "Kami mulai menawarkan penyuluhan dan kursus kepada kaum perempuan tentang kekerasan seksual, masalah gender, kesehatan dan percaya diri", jelas salah seorang penduduk desa Fabian Louis.

Situasi masih buruk

Para perempuan sangat haus akan pengetahuan baru. "Hanya sedikit yang tamat sekolah. Mereka tidak bisa membaca dan menulis secara benar", jelas guru Sylvince Norvecia. Tapi penduduk desa yang berpendidikan juga kesulitan mencari kerja. "Harga barang kebutuhan sehari-hari meningkat hingga dua dan tiga kali lipat sejak gempa bumi", keluh Norvecia.

Dorf Carrefour Dufort auf Haiti Fabien Louis und Sylvince Norvecia
Fabien Louis (ki.) dan Sylvince NorveciaFoto: Hans Ulrich-Dillmann

Lagipula kursus-kursus baru yang diberikan justru menambah persaingan di lapangan kerja bagi perempuan. "Ini seperti lingkaran setan", kata relawan Marisol, "saya tidak tahu lagi bagaimana cara warga bisa mengatasinya dan apalagi yang bisa kami lakukan untuk bisa membantu secara efektif."

Tiga tahun setelah bencana gempa bumi hebat, kelompok perempuan juga masih sangat aktif, kata Sylvince Norvécia: "Mereka terlibat dalam permasalahan warga desa, mengajukan tuntutan dan langsung mengambil tindakan tanpa menunggu bantuan negara Haiti."