1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Greenpeace Diusir dari Indonesia

26 November 2009

Sejumlah Aktivis Greenpeace dari berbagai negara, termasuk Jerman, dideportasi dari Indonesia sebagai buntut dari aksi percobaan pemblokiran dermaga bongkar muat milik PT Indah Kiat Pulp and Paper.

https://p.dw.com/p/Kh2a

Dengan alasan tidak memiliki izin dan melanggar ketentuan imigrasi, pemerintah Indonesia mengusir 12 aktivis Greenpeace dengan tuduhan memasuki wilayah milik perusahan PT Indah Kiat Pulp and Paper, anak perusahaan Sinar Mas Grup di Perawang, Siak, Provinsi Riau. Demikian keterangan pengacara Greenpeace, Susilaningtias. Kantor Imigrasi Pekanbaru mengambil keputusan itu berdasarkan rekomendasi Polda Riau.

Para aktivis Greenpeace ini sebelumnya melakukan demonstrasi mengecam perusakan hutan akibat aktivitas perusahaan kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper ini. Unjukrasa anti perusakan hutan yang digalang Grenpeace di wilayah Riau ini, merupakan aksi lanjutan setelah sebelumnya para aktivis berhasil merantai diri pada tujuh buah eksavator milik PT APRIL, salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Greenpeace memulai aksinya pada awal Oktober lalu, dengan mendirikan Kemah Pelindung Hutan di Semenanjung Kampar, Riau.

Dalam aksi terbaru itu para aktivis Greenpeace berhasil memblok salah satu derek atau Krane di dermaga bongkar muat perusahaan dan menyampaikan tuntutan agar perusahaan Group Sinar Mas itu menghentikan ekspor kertas. Para aktivis dari berbagai negara itu bahkan bertahan hingga 26 jam di atas salah satu derek sebelum dihentikan polisi. Demikian menurut keterangan juru kampanye senior Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maisar.

Greenpeace melancarkan unjuk rasa di Semenanjung Kampar Riau, karena kawasan ini merupakan lokasi salah satu yang lahan gambut terbesar di dunia. Jika hutan di kawasan Riau ini rusak, maka sekitar dua miliar ton karbon terlepas ke atmosfer. Aksi Greenpeace dalam lima minggu terakhir ini, ditujukan untuk mendesakan pentingnya agenda perlindungan hutan kepada para pemimpin yang akan bertemu di Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen.

Zaki Amrullah

Editor: Ging Ginanjar