1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Adu Kecerdasan Simpanse vs Anak

15 Agustus 2017

Lebih pintar mana simpanse atau anak manusia berumur 4 tahun. Primate Research Institute di Kyoto University melakukan riset serta tes, hasilnya amat mengejutkan.

https://p.dw.com/p/2iDmd
Lüneburg Prozess Zirkus Schimpanse Robby
ilustrasi simpanse di sirkusFoto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte

Cerdas Mana, Simpanse atau Anak Manusia?

Riset menggunakan permainan anak-anak yang sangat popular, yakni gunting, batu dan kertas. Tujuan penelitian, apakah simpanse bisa mempelajari pola yang berubah-ubah dari permainan anak-anak tersebut. Aturan yang berlaku dalam permainan ini: batu mengalahkan gunting, batu kalah oleh kertas, sementara gunting mengalahkan kertas.

Cerdas Mana, Simpanse atau Anak Manusia?

Penelitian terutama bertujuan membandingkan proses belajar antara simpanse dengan anak manusia. Tujuh ekor simpanse dites menggunakan citra computer yang dikendalikan. Kera besar ini dilatih untuk memilih "benda" yang lebih kuat dari dua opsi sesuai aturan permainan batu, gunting, kertas.

Simpanse mula-mula dilatih sesi batu-kertas, hingga mencapai kriteria belajar yang telah digariskan. Kemudian latihan sesi batu-gunting serta gunting-kertas, dan campuran antara tiga opsi permainan. Lima dari tujuh simpanse obyek penelitian menuntaskan pelatihan setelah 307 sesi, dan mengindikasikan primata ini mempelajari pola sirkular.

Hasil studi Primate Research Institute, Kyoto University yang dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan, simpanse memerlukan lebih banyak sesi pelatihan gunting-kertas, ketimbang sesi batu-kertas dan batu-gunting. Ini mengindikasikan primata tersebut mengalami kesulitan menuntaskan logikan sirkular permainan.

Para peneliti kemudian memberikan stimulus, berupa hadiah makanan dalam tes secara umum. Hasilnya mengejutkan, kera besar ini ternyata belajar lebih cepat jika diberi hadiah.

Anak-anak lebih unggul

Prosedur pelatihan serupa juga dilakukan terhadap anak-anak manusia, dengan sesi latihan untuk tiga pasangan permainan itu. Akurasi pilihan anak-anak meningkat secara signifikan sesuai pertambahan umur. Perkembangan kecerdasan pada anak-anak, untuk memecahkan masalah perubahan pola gambar berkembang pesat setelah berumur 4 tahun.

Hasil riset menunjukkan, simpanse memang bisa mempelajari permainan tersebut, tapi mengalami kesulitan dengan pola sirkuler. Dalam adu kecerdasan permainan,  terlihat bahwa simpanse memiliki tingkat kecerdasan setara dengan anak-anak berusia 4 tahun, dan berhenti di situ. Sebaliknya, anak-anak berusia 4 tahun terus mengembangkan kecerdasan seiring bertambahnya umur.

Anak-anak juga mampu mempelajari permainan atau tugas lebih cepat dan mudah. Anak manusia terus mengembangkan kemampuan yang relevan sesuai umur mereka, dan mampu mengerjakan tugas-tugas yang jauh lebih rumit lagi.

as/ap(ebu,Kyoto University)