1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Buku Baru Tentang Adolf Hitler

Tillmann Bendikowski19 Desember 2014

Seorang ahli sejarah asal Hamburg menggambarkan Hitler sebagai seseorang yang pandai bersandiwara untuk menarik simpati pengikutnya.

https://p.dw.com/p/19zGe
Foto: picture-alliance/dpa

Hitler berlatih secara khusus selama bertahun-tahun untuk memperkuat otot lengannya. Tujuannya agar dia bisa mengangkat tangan cukup lama untuk "Salam Hitler“ dalam parade-parade militer. Hal ini diungkapkan Volker Ullrich dalam bukunya: Adolf Hitler. Die Jahre des Aufstiegs 1889-1939 (Tahun-Tahun Kebangkitan 1889-1939).

Menurut Ullrich, salah satu rahasia sukses Hitler meniti karir politik sampai ke puncak kekuasaan adalah kemampuannya untuk bersandiwara.

Pribadi Hitler sampai saat ini diliputi berbagai mitos dan legenda. Hitler sendiri selama hidupnya berusaha membangun berbagai mitos itu. Misalnya ia menceritakan masa kecil yang penuh kemiskinan. Tapi cerita itu tidak benar. Hitler berasal dari keluarga menengah.

Selama menjadi pemimpin Jerman, Hitler juga membangun citra kehidupan yang sederhana dan seadanya. Tapi ini juga tidak benar. Sebab ia senang memakai baju dan mobil-mobil mahal. Hitler juga mengeruk keuntungan besar dari penjualan bukunya "Mein Kampf“.

Seorang Demagog Ulung

Salah satu keberhasilan Hitler adalah membangun mitos bahwa dia tidak punya kehidupan pribadi dan hanya bekerja untuk melayani rakyat dan negara Jerman. Menurut Volker Ullrich, Hitler punya kehidupan pribadi yang sangat aktif. Dia sering menggelar pesta di tempat liburannya di Obersalzberg. Yang diundang hanya teman-teman khusus dan para pengikut setianya.

Hitler senang berjalan-jalan dengan tamunya dan nonton film. Menteri propaganda Goebbles tahun 1937 pernah memberinya hadiah 18 film Mickey Mouse. Ia hampir selalu didampingi oleh kekasihnya, Eva Braun. Hitler mencoba menyembunyikan hubungannya dengan Eva Braun dari sorotan publik.

Lalu bagaimana Hitler bisa naik jadi seorang pemimpin sekaligus pembunuh massal? Menurut Volker Ullrich, Hitler bisa mengecoh publik dan membuat mereka terpikat dengan pidato-pidatonya yang menggelegar. Untuk itu, dia giat berlatih dan mengatur gaya berpidato. "Dia pandai mengatur taktik dan bisa memanfaatkan situasi dengan cepat“, tutur Ullrich.

Seorang Pemain Panggung

Gambaran kepribadian Hitler mungkin bisa menerangkan, bagaimana ia bisa meniti karir di jenjang politik. Hitler mampu memainkan berbagai peran, seperti seorang aktor yang berperan di film. Untuk menarik simpati orang, ia bisa tiba-tiba kelihatan terharu sampai meneteskan air mata. Tapi ia bisa bersikap keras di hadapan militer dan bawahannya. Dia juga bisa bergaul dengan para pengusaha dan kalangan ekonomi.

Penampilan Hitler sebenarnya biasa-biasa saja. Namun di atas panggung, ia bisa berubah menjadi pembicara yang membakar semangat para pengagumnya. "Belum pernah ada pembicara seperti itu dalam sejarah Jerman", kata Ullrich.

Pembunuh Massal

Kemampuan retorika dan bersandiwara Hitler tidak bisa menutup wajahnya yang sebenarnya: seorang pembunuh massal. "Dia memang sangat fleksibel dalam berpolitik, tapi dia tidak pernah kehilangan tujuan awalnya, membasmi warga Yahudi", kata Ullrich.

Ia menandaskan, kalau ia menggambarkan kepribadian Hitler sebagai manusia, itu tidak berarti ia bersimpati dengan tokoh kejam itu.

Untuk menulis biografi Hitler ini, Volker Ullrich mempelajari berbagai arsip yang selama ini belum menjadi perhatian para peneliti. Misalnya tulisan-tulisan peninggalan Rudolf Hess (wakil Hitler) yang tersimpan di Swiss. Ia juga mempelajari arsip-arsip lama di Berlin, termasuk kuitansi pribadi Hitler. Dari situ diketahui, bahwa Hitler hidup cukup mewah. Sang Diktator memang mampu mengelabui banyak pengikutnya.