1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abu Anas al-Libi dan Jaringan Teror Libya

8 Oktober 2013

Abu Anas al-Libi yang ditangkap lewat serangan berani Amerika, pernah menjadi bagian lingkaran dalam Osama bin Laden, kelihatannya hanya punya kaitan kecil dengan generasi baru jihad di Libya.

https://p.dw.com/p/19w0s
Foto: Fotolia/Oleg Zabielin

Para Islamis yang terinspirasi perang yang dikobarkan Al-Qaeda atas Barat kini berkembang di Libya yang kacau, setelah tergulinya Kadhafi, tapi hanya ada ketertarikan kecil atas kelompok yang didirikan bin Laden tahun 1990-an itu.

Tapi dalam ukuran operasi terbatas, para militan muda kini mengibarkan bendera hitam Islam radikal di zona perang, mulai dari Mali hingga Suriah, sementara Libi tampaknya menjalani kehidupan pensiun yang tenang di Tripoli, dengan sedikit keterlibatan dalam kelompok jihad negara itu yang sedang berkembang.

Kisah hidupnya bisa dilacak dari penelusuran perjalanan panjang Al-Qaeda dan pertumbuhannya dari kelompok kecil orang yang sakit hati di pembuangan, menjadi sebuah ideologi yang dimanfaatkan oleh para militan yang terkurung dalam konflik di seluruh dunia Muslim.

Diburu Kadhafi

Seperti banyak jihadi Libya lainnya, Abu Anas al-Libi – yang nama aslinya adalah Nazih Abdul Hamed al-Raghie – diburu keluar dari negaranya selama penumpasan brutal Moamar Kadhafi atas kelompok Islamis pada era 1990an.

Bildergalerie UN Gaddafi zerreisst die UN Charta
Tahun 1990an, diktator Muamar Kadhafi memburu para Islamis dan memaksa mereka lari meninggalkan LibyaFoto: imago/UPI Photo

Ahli komputer itu disambut dengan tangan terbuka oleh kelompok bin Laden yang ketika itu baru didirikan, dan kemudian berbasis di Sudan, dan menurut surat dakwaan AS telah membantu Al-Qaeda merencanakan serangan besar pertama mereka yakni pemboman kedutaan Amerika di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Setelah lebih dari satu dekade dalam pelarian, Libi dan bekas operator Al-Qaeda lainnya kembali ke Libya setelah pemberontakan 2011 yang menjatuhkan rezim Khadafi.

Sebagai veteran konflik Afghanistan dan sejumlah tempat lainnya, mereka membangun reputasi diantara generasi pemberontak Islamis yang lebih muda, mendirikan sejumlah kamp jihad dan merekrut jihadi baru.

Beberapa kamp pelatihan masih beroperasi yang ditujukan bagi orang Libya dan pendatang yang berharap bisa bergabung dalam perang Suriah, kata seorang diplomat dari timur Benghazi yang tidak bersedia diungkapkan identitasnya.

Masih banyak analis percaya bahwa milisi Islamis Libya beroperasi secara mandiri, menolak beraliansi secara formal dengan Al-Qaeda karena melihat diri mereka lebih kuat dari kelompok itu.

Selanjutnya

Sebelumnya

Ansar al-Sharia, sebagai contoh, yang dipercaya telah melancarkan serangan pada 11 September 2012 di kantor misi Amerika di Benghazi yang menewaskan duta besar AS dan tiga orang Amerika lainnya, tidak punya kaitan dengan kelompok inti Al-Qaeda di Pakistan dan Afghanistan.

Bombenanschlag auf die französische Botschaft in Libyen
Pemboman kantor kedutaan Amerika di Libya 11 Sept. 2011 tewaskan 200 orang termasuk duta besar ASFoto: Reuters

“Ada sejumlah kelompok yang berbagi afinitas ideologi secara luas dengan Al-Qaeda sejauh mereka mendukung pembentukan negara yang didasarkan hukum Islam dan memelihara permusuhan atas Barat,“ kata Claudia Gazzini, seorang analis Libya dari International Crisis Group yang berbasis di Brussels.

“Ada juga bukti bahwa orang yang di masa lalu punya hubungan dengan para operator senior Al-Qaeda, kini berada di Libya. Tapi tak ada indikasi bahwa orang-orang dan kelompok ini punya afiliasi langsung dengan organisasi (Al-Qaeda).“

Jihadis tapi bukan Al-Qaeda

Sejak kejatuhan Kadhafi Oktober 2011, terjadi sejumlah pemboman dan penyerangan yang menyasar kepentingan Barat dan pasukan keamanan Libya.

“Tentu saja, ada sejumlah simpatisan di Libya, sebagaimana juga di tempat lain bahkan di Amerika, tapi tidak ada jihadis Al-Qaeda di Libya,“ kata Fraj Najem, seorang analis yang berbasis di Tripoli.

“Tak ada bukti nyata tentang kehadiran Al-Qaeda di Libya.“

Sejauh terkait Abu Anas al-Libi, Najem berkeras bahwa bekas orang dalam Osama itu telah menghentikan semua kegiatan yang berhubungan dengan Al-Qaeda sejak ia kembali ke Libya, sebuah pernyataan yang didukung oleh para anggota keluarga dan orang-orang dekat Libi, yang berkeras bahwa laki-laki itu kini menjalani kehidupan yang sunyi, jarang berkeliaran di luar rumah kecuali untuk shalat di mesjid dekat rumahnya.

Amor Bushaala, seorang analis yang berbasis di Benghazi, yang secara luas dilihat sebagai surge bagi para Islamis, menunjuk bahwa meski terjadi sejumlah serangan di bagian timur Libya yang telah diklaim oleh kelompok radikal, tapi tak ada satupun yang mengaitkan diri dengan Al-Qaeda.

Bagaimanapun, para pengamat telah menunjukkan hubungan yang jelas antara kelompok-kelompok di Libya itu dengan cabang-cabang Al-Qaeda yang beroperasi di seluruh Afrika Barat, termasuk Islamic Maghreb (AQIM) dan kelompok “Kesepakatan Berdarah“ yang didirikan bekas pemimpin AQIM Mokhtar Belmokhtar.

Libi dilaporkan kini ditahan di atas kapal laut AS di laut Mediterania, dimana ia diinterogasi tentang rencana masa depan Al-Qaeda di Libya dan berbagai tempat lain di dunia.

Namun, dua dekade setelah bergabung dalam gerakan bawah tanah bin Laden, ia kini mungkin hanya punya sedikit informasi untuk dikatakan.

ab/ap (afp,rtr,ap)