1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abhisit Memberlakukan Keadaan Darurat di Bangkok

7 April 2010

Thailand memberlakukan keadaan darurat di kota Bangkok, hari Rabu (07/04), setelah para demonstran menobos masuk gedung parlemen hingga akhirnya para pejabat tinggi negara menyelamatkan diri dengan helikopter .

https://p.dw.com/p/Mpkq
Demonstran anti pemerintah berkumpul di kawasan perbelanjaan kota Bangkok, Rabu (07/04).
Demonstran anti pemerintah berkumpul di kawasan perbelanjaan kota Bangkok, Rabu (07/04).Foto: AP

Dalam upayanya membendung krisis politik, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejajjiva memberlakukan keadaan darurat negara, melarang kegiatan pengumpulan massa lebih dari lima orang dan memberikan kewenangan luas pada polisi dan militer di Bangkok dan sekitarnya. Keputusan itu dikeluarkan setelah kelompok baju merah pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra beraksi dengan memaksa masuk ke gedung parlemen.

Perdana Menteri Abhisit mengatakan, "Meski pemerintah sebaik mungkin berusaha terus menegakkan hukum, para demonstran terus melanggar hukum. Dan terutama, aksi yang terus dilakukan mereka adalah ilegal."

Para demonstran saat ini sudah keluar dari gedung parlemen, namun puluhan ribu lainnya masih memadati kawasan perbelanjaan kota Bangkok sejak hari Sabtu (03/04) dan menuntut pemerintah untuk mundur.

Ketika pemimpin demonstran "Kaus Merah" Jatuporn Prompan berada di podium dan membakar massa dengan kata-katanya, Veera Musikapong, salah seorang pemimpin demonstran, mengatakan bahwa aksi mereka akan terus dilanjutkan.

"Tidak, kami tidak akan pulang ke rumah. Jalanan adalah rumah saya. Silahkan saja jika mereka mau datang dan berusaha mengusir kami. Lagipula mereka tidak akan berani. Hari ini mereka juga tidak akan melakukannya," kata Veera.

Para pengunjuk rasa mengancam bahwa Jumat mendatang (09/04) mereka akan menggelar aksi terbesarnya. Arisman Pongruangrong, salah seorang pemimpin demonstran mengatakan bahwa mereka menyatakan perang melawan pemerintah.

Pongruangrong juga menyerukan para pendukungnya di pedesaan dan provinsi lain untuk bergabung di Bangkok. Namun Wakil Perdana Menteri Suthep Thaugsuban mengatakan di televisi bahwa pemerintah sudah menyiapkan pos penjagaan militer di sekeliling Bangkok guna mencegah massa memasuki ibukota.

Lebih lanjut Suthep mengatakan bahwa tentara akan dikerahkan menjaga wilayah-wilayah kunci. Hal tersebut disampaikan Suthep setelah Abhisit menjamin pada publik bahwa pemerintah tidak akan menggunakan kekerasan.

Pendudukan gedung parlemen oleh demonstran "Kaus Merah", hari Rabu (07/04), merupakan aksi paling konfrontatif sejak dimulainya unjuk rasa 12 Maret silam. Para pengunjuk rasa menekan sebarisan polisi anti huru-hara dengan peralatan lengkap dan menerobos pintu gerbang menuju kompleks gedung parlemen.

Ketika massa berhasil membuka pagar gedung parlemen, barisan polisi itu akhirnya bubar. Ratusan pengunjuk rasa berlarian masuk ke halaman gedung, sementara yang lainnya membawa truk besar masuk ke kawasan kompleks parlemen.

Saat akhirnya para demonstran "Kaus Merah" memaksa sejumlah menteri termasuk Perdana Menteri Abhisit keluar dari gedung parlemen dengan helikopter, salah seorang pemimpin demonstran berseru bahwa mereka telah berhasil.

LS/VLZ/rtr/afp/BMB