1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

50 Tahun Program NASA - Kegemilangan dan Bencana

1 Oktober 2008

Dengan mendirikan NASA pada tanggal 29 Juli 1958, Amerika Serikat meletakan landasan bagi penjelajahan ruang angkasa. Dengan empat laboratorium, NASA memulai operasinya pada tanggal 1 Oktober 1958.

https://p.dw.com/p/FS61
Pendaratan manusia pertama di bulan, Neil Amstrong dan Edwin AldrinFoto: AP

“The Eagle has landed“

Itulah kata yang mengawali sukses pendaratan manusia di Bulan. Astronot Neil Armstrong, orang pertama yang mendarat di bulan tanggal 21 Juli 1969, melanjutkan pernyataannya, yang terus diingat sampai kini.

“Ini langkah kecil bagi manusia tapi lompatan besar bagi peradaban.“

Dengan pendaratan Armstrong di bulan, Amerika Serikat kembali memenangkan persaingan penguasaan luar angkasa melawan Uni Sovyet. Tahun 1957 Amerika mengalami kejutan besar karena Uni Sovyet berhasil meluncurkan Sputnik, satelit pertama ke luar angkasa. Tiga tahun setelah pendirian NASA, kembali Uni Sovyet memberikan pukulan telak. Tahun 1961 Uni Sovyet mengirim kosmonot Yuri Gagarin ke luar angkasa, sebagai manusia pertama yang merambah angkasa luar. Baru setahun kemudian AS berhasil mengejar ketinggalannya, dengan mengirimkan astronot John Glenn ke luar angkasa. Presiden AS ketika itu, John F.Kennedy, pada tanggal 25 Mei 1961 menyampaikan pidatonya yang legendaris :

“Saya tetapkan target, sebelum dasawarsa ini berakhir seorang warga Amerika dapat mendarat di bulan dan kembali dengan selamat.“

Target tercapai. AS menjadi negara pertama di dunia yang pertama mendaratkan warganya di bulan. Setelah rangkaian misi penerbangan yang diberi nama Apollo berakhir pada bulan Mei 1972, semangat warga Amerika untuk menaklukan bulan memudar. NASA juga mengalami pengurangan anggaran. Namun misi penjelajahan ruang angkasa tidak berakhir. Sebagai penerus misi Apollo dilaksanakan misi penerbangan ulang-alik, yang relatif lebih murah. Ibaratnya penerbangan ke ruang angkasa menjadi sesuatu yang lazim.

Tapi pukulan berikutnya kembali harus dialami oleh NASA. Tanggal 28 Januari 1986 pesawat ulang-alik Challenger meledak sesaat setelah diluncurkan. Seluruh tujuh astronotnya tewas. Mantan pimpinan misi luar angkasa badan antariksa Jerman, Klaus Berg mengatakan: “Bagi Amerika, ini merupakan shock berat, karena filosofi dan politik yang terkait program ulang alik menjadi goyah.“

NASA dapat pulih kembali, namun amat lambat. Misi teleskop ruang angkasa Hubble, yang kini memasok gambaran bintang, galaksi dan nebula yang amat spektakuler, diluncurkan terlambat 4 tahun. Tahun 2003 bencana kedua terjadi. Wahana ulang alik Columbia meledak ketika memasuki atmosfir Bumi. Tapi misi ruang angkasa tidak berawak yang diluncurkan NASA ternyata membuahkan sukses besar. Misalnya misi robot penjelajah Mars, Spirit dan Opportunity yang beroperasi sejak 2004 lalu.

Seluruh misi pesawat ulang alik direncanakan dihentikan tahun 2010 mendatang. Hingga saat itu tiba, pesawat ulang alik tetap akan digunakan memasok logistik serta peralatan bagi stasiun ruang angkasa internasional-ISS. Setelah itu NASA menetapkan target berikutnya, yakni penerbangan astronot ke planet Mars. Namun hal itu baru direncakan untuk tahun 2037. Selain itu landasan untuk program itu belum cukup stabil.(as)