1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

25 Persen Kartu Suara Pemilu Afghanistan Tidak Sah

20 Oktober 2010

Di Afghanistan tidak ada yang terkejut dengan hasil pemilihan parlemen. Dunia internasional juga lebih tertarik untuk membahas masalah banyaknya suara pemilih yang dianggap tidak sah dalam pemilu itu.

https://p.dw.com/p/PjYR
Kartu suara pemilu AfghanistanFoto: AP

Sekitar 25 persen dari 5,6 juta suara yang diberikan dalam pemilihan parlemen di Afghanistan 18 September lalu dinyatakan tidak sah. Demikian pernyataan komisi pemilihan Rabu kemarin (20/10). IEC, komisi pemilihan independen Afghanistan mengumumkan hasil sementara pemilihan, dan mengatakan, bahwa 1,3 juta suara tidak bisa turut diperhitungkan karena berbagai alasan yang berbeda. Walaupun demikian, komisi tersebut menganggap pemilihan berjalan dengan sukses. Pimpinan IEC Fazi Ahmad Manawi mengatakan : "Hari ini kita beruntung bisa turut menyaksikan hasil luar biasa dari pemilihan di Afghanistan. Kami mencapai hasil yang sangat memuaskan dan kami bangga karenanya. Walaupun kami harus mendiskualifikasi beberapa suara."

Hasil sementara seharusnya sudah diumumkan 8 Oktober lalu. Tetapi IEC dua kali mengundurkan tanggal pengumuman agar proses verifikasi dan perhitungan ulang bisa dilakukan. Hasil akhir sepertinya tidak akan dikeluarkan hingga bulan depan, setelah komisi keberatan pemilu, atau ECC, yang mendapat dukungan PBB menelusuri ribuan keberatan yang mereka terima. ECC juga punya otoritas untuk menyatakan lebih banyak lagi suara yang dianggap tidak sah. Awal bulan ini, ECC mengatakan telah menerima lebih dari 4000 keberatan resmi. Lebih dari setengah keberatan tersebut akan mempengaruhi hasil akhir pemilihan parlemen.

Kredibilitas pemilihan parlemen Afghanistan penting bagi negara itu, mengingat bulan Desember mendatang Presiden Amerika Serikat Barack Obama meninjau kembali strategi perang Afghanistan pemerintahannya setelah meningkatnya aksi kekerasan, jumlah korban tentara tewas terus bertambah dan berkurangnya dukungan publik. Rabu kemarin (20/10), Obama dikatakan akan diberi laporan terbaru mengenai pembicaraan antara pimpinan Taliban dan pemerintahan Hamid Karzai.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai berbicara tentang harapannya akan perdamaian dalam dua tahun ke depan dalam sebuah konferensi pembangunan di Kabul, tetapi ia tidak mengungkit perundingan perdamaian dengan Taliban. "Kemungkinan akan terwujudnya perdamaian di Afghanistan telah meningkat. Komunitas internasional, negara tetangga dan semua warga Afghanistan bekerja keras untuk mencapainya. Kita telah meyakinkan komunitas internasional, Amerika Serikat, dan yang lainnya bahwa kita melangkah maju."

Perang di Afghanistan telah memasuki tahun ke-10, semenjak rezim Taliban digulingkan dalam serangan invansi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Semenjak itu, kelompok Taliban berhasil memulihkan kekuatan mereka. Tahun ini jumlah korban sipil dan militer yang tewas mencapai angka tertinggi, walaupun hampir 150 ribu tentara asing masih berada di Afghanistan. Langkah selanjutnya dalam konflik Afghanistan akan dibahas dalam KTT NATO di Lissabon bulan depan, begitu pula dalam peninjauan ulang strategi Amerika Serikat. Setahun yang lalu, Obama memerintahkan untuk mengirimkan tambahan 30 ribu tentara Amerika Serikat ke Afghanistan, tetapi ia juga berencana untuk mulai menarik pasukannya dari bulan Juli 2011, tergantung dari kondisi di lapangan, termasuk kesiapan pasukan Afghanistan untuk mengatasi beban keamanan di negaranya.

Vidi Legowo-Zipperer/rtr/afp

Editor : Marjory Linardy