1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

20 Tahun Serangan Rasisme di Hoyerswerda

28 September 2011

Setelah Jerman bersatu, angka pengangguran meningkat seiring rasa benci terhadap warga asing. Insiden yang mungkin terparah di Jerman terjadi di Hoyerswerda 17 September 1991.

https://p.dw.com/p/12iWd
Lokasi pemukiman warga asing Hoyerswerda 20 tahun yang laluFoto: Kiesel

3 Oktober 1990, hari penyatuan kembali Jerman. Hari bersejarah bagi warga Jerman. Enam negara bagian Jerman Timur secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman di wilayah barat. Namun, tidak sampai satu tahun kemudian, kebahagiaan berubah menjadi rasa ketakutan bagi warga asing yang tinggal di wilayah timur Jerman.

Dampak Reunifikasi Jerman

Biaya persatuan kembali menjadi beban berat bagi ekonomi Jerman. Pertumbuhan ekonomi Jerman sempat tersendat-sendat. Walaupun dilakukan investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan bekas Jerman Timur hancur ketika harus bersaing dengan Jerman Barat. Selama tahun 80an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur, sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot. Dampak penyatuan kembali, kebanyakan bekas daerah Jerman Timur kehilangan industrinya. Sehingga angka pengangguran bisa mencapai 25 persen di beberapa daerah.

Akhir tahun 70an, Jerman Timur menarik pekerja tamu dari Vietnam, Mosambik dan Angola. Banyak diantara mereka yang bekerja di industri batu bara. Setelah Jerman bersatu, angka pengangguran meningkat seiring rasa benci terhadap warga asing.  Insiden yang mungkin terparah di Jerman terjadi di Hoyerswerda 17 September 1991. Bekas kota industri di negara bagian Sachsen, wilayah timur Jerman, menjadi simbol kekerasan terhadap warga asing setelah penyatuan Jerman. 20 tahun kemudian, citra buruk tersebut masih melekat di kota ini. 

Warga Asing di Hoyerswerda Terancam

Ursula Zinke menunjuk sebidang tanah tak terurus antara gedung-gedung baru di Hoyerswerda. Jalan Thomas Müntzer. "Disini dulu lokasi pemukiman warga asing. Kondisinya sudah buruk sekarang. Kami tidak ada hubungannya dengan pihak yang dulu merusaknya."Perempuan berusia 68 tahun ini sudah tinggal disana  sejak 1991 dan melihat langsung aksi kekerasan yang terjadi. Kelompok radikal kanan menghancurkan gedung tempat tinggal para pemohon suaka, menyerang warga asing dan menyerukan semboyan-semboyan Nazi. Di barisan belakang, warga biasa hanya berdiri menyaksikan dan bertepuk tangan.

Seluruh dunia mengikuti kerusuhan tersebut melalui televisi. Bom molotov berterbangan dan polisi yang tidak berdaya. Setelah aksi kekerasan selama berhari-hari, pemerintah akhirnya turun tangan dan mengungsikan para pemohon suaka. Kota Hoyerswerda menjadi simbol ekstrimis kanan dan kebencian terhadap warga asing. Kenapa harus di Hoyerswerda?

Menurut Ursula Zinke, dulu atmosfir kotanya sangat buruk. "Ada hubungannya dengan angka pengangguran tinggi setelah Jerman bersatu. Kami disini punya banyak warga asing yang bekerja dimana-mana. Lalu angka pengangguran meningkat. Hal yang tidak kami kenal. Mulailah perdebatan seperti : Apa yang dilakukan warga asing disini?" Zinke menambahkan, situasinya memang buruk, tetapi media membesar-besarkan masalah yang ada.

Hoyerswerda Berusaha Pulihkan Citra

Walikota Hoyerswerda Stefan Skora berada di ruangan rapat balai kota sambil membawa map berisi dokumen-dokumen tentang kotanya. Setiap bulan September, ia harus menjelaskan kepada wartawan, bahwa citra kotanya tidak seburuk yang dibayangkan orang. "Ini lampiran kota Hoyerswerda. Ada keterangan tentang aktivitas tahun ini. Tahun keragaman. Kami juga menuliskan kembali peristiwa di musim gugur 1991."

Menurut dokumen tersebut, Hoyerswerda memang melakukan berbagai inisiatif untuk melawan ekstremisme dan kebencian terhadap warga asing. Hal yang bisa dibanggakan. Tahun lalu, kota ini mendapat gelar 'kota keragaman' dari kementrian urusan keluarga Jerman. Hanya 5,2 persen warga yang memilih partai radikal kanan NPD dalam pemilu. Ini sedikit di bawah rata-rata negara bagian tersebut. Tidak ada skinhead yang terlihat. Tetapi sulit untuk memperbaiki citra kota ini. "Kami harus terus hidup dengan peristiwa September 1991. Ini bagian dari sejarah kami. Kami harus mencoba, menanamkan gambaran lain dari kota Hoyerswerda kepada media dan warga. Karena gambar hanya bisa diganti dengan gambar. Kita harus menunjukkan, bahwa kota ini telah berubah dalam 20 tahun terakhir."

Heiner Kiesel / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Dyan Kostermans